Cara Kerja Produktif Ala Elon Musk: Orang Kaya Nomor Satu di Dunia
Published on: Monday, Jan 20, 2025 • Updated: Wednesday, Oct 29, 2025
Sampai dengan hari ini, Elon Musk — sosok di balik Tesla, SpaceX, X, xAI, Starlink, sampai Neuralink — masih bertengger di peringkat pertama sebagai orang paling kaya di dunia (Forbes, 21 Januari 2025). Elon Musk orang paling kaya di dunia | Gambar: Forbes (21 Januari 2025)
Pertanyaan yang selalu muncul: bagaimana seseorang bisa tetap produktif ketika harus terlibat dalam 5 perusahaan setiap hari?
Di bawah ini adalah beberapa pola kerja yang konsisten muncul dari cara Elon Musk mengatur fokus, membuat keputusan, dan menggunakan waktunya.
1. Mengawali Hari Dengan Pekerjaan Paling Kritis
Sebagai CEO di beberapa perusahaan sekaligus, Elon tidak membagi perhatiannya rata. Ia memprioritaskan sekitar 90 persen waktunya untuk SpaceX dan Tesla, sementara 10 persen sisanya untuk hal lain.
Elon Musk at SpaceX | Gambar: NTV
Setiap hari sekitar pukul 7 pagi, Elon mulai dengan mengerjakan hal yang paling kritis. Biasanya ia:
- Membalas email-email penting yang terkait langsung dengan koordinasi tim.
- Menghabiskan setidaknya 30 menit untuk menyelesaikan blocking issue yang menghambat progress.
- Memilih secara selektif tugas mana yang benar-benar harus dikerjakan oleh dirinya sendiri.
Intinya bukan "banyak kerja dari pagi", tapi "kerja di hal yang paling berdampak lebih dulu".
2. Menggunakan Pola Pikir Feedback Loop
Elon Musk menekankan pentingnya mencari dan mendengarkan feedback negatif. Feedback | Gambar: Spiegelapp
Buat banyak orang, kritik itu mengganggu ritme kerja. Buat Elon, kritik adalah alat navigasi. Ia percaya bahwa tanpa feedback, terutama feedback yang tidak enak didengar, kita akan merasa semuanya baik-baik saja padahal ada masalah sistemik yang sedang tumbuh.
Dengan aktif meminta dan mencerna feedback:
- Kelemahan bisa diidentifikasi lebih cepat.
- Arah perbaikan menjadi lebih jelas.
- Perusahaan tidak terjebak di rasa puas diri.
Pendekatan ini tidak nyaman, tapi fungsional. Ia memperlakukan umpan balik sebagai loop berulang: evaluasi, perbaiki, ulangi.
3. Berpikir Dengan First Principles
Prototipe roket | Gambar: Antara / SpaceX
Elon Musk punya kebiasaan berpikir dari prinsip pertama (first principles thinking). Artinya, ia mencoba memecah suatu masalah sampai ke hal yang paling dasar, lalu membangun solusi dari dasar itu, bukan dari asumsi umum.
Contoh cara berpikirnya:
- Bukan "Roket itu mahal", tapi "Sebenarnya berapa harga bahan mentah untuk membuat roket?"
- Bukan "Semua orang beli roket dari vendor", tapi "Kenapa kita tidak buat roket sendiri?"
First principles memaksa kita berhenti memakai jawaban warisan ("memang dari dulu begini") dan mulai bertanya ulang apakah cara lama itu memang rasional. Ini membuat ruang untuk inovasi yang sebelumnya dianggap tidak mungkin.
4. Menjadwalkan Hari Dengan Presisi (Scheduling)
Elon dikenal sangat ketat terhadap alokasi waktunya. Ia secara aktif menyusun jadwal hariannya agar bisa mengoptimalkan energi, bukan hanya sekadar mengisi kalender.
Beberapa karakteristik pola scheduling-nya:
- Kalender harian dipecah menjadi slot-slot kecil, bahkan sampai 5 menit.
- Sekitar 80 persen waktunya dialokasikan untuk hal teknis seperti engineering, desain, dan produksi.
- Aktivitas dijalankan secara paralel bila memungkinkan. Misalnya:
- Membalas email sambil makan.
- Rapat sambil makan siang.
Tujuannya bukan sekadar multitasking demi terlihat sibuk, tapi memeras friksi non-esensial dari hari kerja. Waktu dianggap aset yang tidak boleh bocor.
Ringkasannya
Kalau dirangkum, pola Elon Musk terlihat seperti ini:
- Fokus ke pekerjaan paling berdampak lebih dulu, sebelum gangguan lain datang.
- Gunakan feedback loop untuk terus mengoreksi arah, bahkan (atau terutama) ketika kritik itu menyakitkan.
- Pecahkan masalah dari prinsip paling dasar, bukan dari kebiasaan industri.
- Jadwalkan hari dengan sangat spesifik, dan paksa waktu bekerja untuk tujuanmu, bukan sebaliknya.
Bukan semua pendekatan ini cocok untuk semua orang. Ritme seperti ini menuntut harga: konsentrasi ekstrem, toleransi tinggi terhadap tekanan, dan kehidupan yang hampir selalu diatur oleh prioritas kerja. Tapi mungkin itu juga bagian dari jawabannya.
Bangun bisnis yang jalan, bukan cuma ide di kepala
Jawab beberapa pertanyaan singkat tentang kondisi bisnismu, dan kami akan rekomendasikan kelas paling relevan: validasi masalah customer, bagi saham co-founder, sampai mindset founder yang tahan banting. Fokus, praktis, langsung bisa dipakai.
Coba Quiz Rekomendasi